Kebaikan dan Kesadaran

Kalau seseorang sering memberi jalan pada pengguna kendaraan lain atau penyebrang jalan, tapi masih mengeluh ketika tidak diberi jalan oleh orang lain, artinya ia masih setengah baik.
Jika kita selalu mendengar perkataan orang lain dengan fokus penuh tetapi merasa uring-uringan tatkala orang lain tidak fokus dan sering memotong pembicaraan kita, artinya kita perlu meningkatkan kemampuan dan kesadaran diri.

Bila seseorang selalu membuang sampah pada tempatnya, dan meradang saat melihat masyarakat lain membuang sampah seenaknya, itu artinya ia perlu untuk berhenti dan membereskan sampah yang ada di kepalanya. Manusia, siapapun akan selalu lelah dalam hidupnya bila orientasi pikirannya keluar apalagi dengan mindset yang selalu membandingkan. Kalau kita merasa sudah sadar dan berharap orang lain mempunyai kesadaran dan kelakuan seperti kita, itu artinya kita masih perlu berlatih lagi.

Mendapat kesadaran untuk memberi jalan orang lain, mendengar dengan fokus, juga membuang sampah lalu berkesempatan mempraktekannya adalah suatu berkah. Kesadaran dan kesempatan seperti itu adalah hadiah yang luar biasa. Sayang bila harus dikoyak oleh kemarahan atau kebencian diri karena melihat orang lain yang belum sadar.

Setiap orang bertumbuh. Namun, kita sering tidak melihatnya. Kita terbutakan sendiri oleh keinginan untuk melihat orang lain bertumbuh dengan cara yang sama seperti diri kita. Dikala kita fokus pada diri sendiri, kita melihat pertumbuhan pada orang lain. Sebaliknya, bila kita terlalu sering melihat keluar maka kita tersesat dalam kebuntuan.

Mari mulai berlatih untuk tidak banyak mengeluh, tidak mudah menghakimi juga belajar tidak membanding-bandingkan. Jadikan setiap peristiwa ‘tidak nyaman’ menjadi guru yang datang untuk mengajar kita menerima apapun yang terjadi.

Ditulis oleh V.Untoro untuk Inspirasiana

Facebook Comments