Tabungan atau Iuran: Menilik Kontroversi Tapera

Tabungan menjadi topik tren belakangan ini. Kita sibuk membincangkan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) yang kontroversial.

Pasal 1 PP Nomor 21 Tahun 2024 menjelaskan, Tapera adalah dana simpanan yang disetorkan secara rutin oleh peserta secara periodik. Tapera hanya boleh digunakan untuk pembiayaan perumahan dan/atau dikembalikan pokok simpanan berikut hasil pemupukannya setelah kepesertaan berakhir.

Sudah tepatkah penggunaan kata tabungan dalam akronim Tapera? Apa yang perlu kita cermati dalam penggunaan kata tabungan? Dari mana kata ini berasal? Apa beda tabungan dengan iuran?

Tabungan merupakan kata benda yang dibentuk dari kata dasar tabung dan akhiran -an. Penambahan akhiran -an antara lain berfungsi untuk menyatakan suatu atau sebuah tempat. Umpama, pangkalan dan lapangan.

Tabungan dapat dimaknai sebagai sebuah tempat menyimpan uang sekaligus uang yang disimpan (dalam sesuatu yang berbentuk tabung). Tabung adalah bambu seruas atau lebih untuk menaruh sesuatu.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) V menakrifkan tabungan sebagai 1) tempat menabungkan uang dan 2) uang simpanan. Kata menabung berarti menyimpan uang di tabungan.

Sinonim tabungan adalah celengan. Mengapa tabungan di Indonesia juga disebut celengan? Celengan berasal dari kata celeng atau babi hutan dalam bahasa Jawa kuno (Soekmono 1990). Sejak zaman Majapahit, masyarakat Nusantara telah menabung dalam celengan.

Menarik bahwa dalam bahasa Inggris pun digunakan kata piggy bank untuk menyebut tabungan. Celeng dan babi rupa-rupanya diasosiasikan sebagai lambang kesuburan dan kekayaan.

Mari kembali ke Tapera. Tabungan Perumahan Rakyat memang problematik. Bukan hanya soal ketentuannya yang dinilai memberatkan wong cilik. Pada hemat saya, istilah tabungan dalam Tapera tidak tepat.

Tabungan berbeda dengan iuran. Menurut KBBI, iuran berarti jumlah uang yang dibayarkan anggota perkumpulan kepada bendahara setiap bulan. Makna leksikal kata tabungan tidak menyiratkan kewajiban berkala untuk menyerahkan uang.

Lain halnya, makna leksikal kata iuran menyiratkan besaran uang yang disetorkan secara berkala kepada bendahara atau lembaga. Kata iuran secara tepat digunakan dalam istilah iuran BPJS.

Tepatkah menggunakan istilah tabungan dalam Tapera? Tabungan tidak sama dengan iuran. Lazimnya, seseorang menabung bukan karena terpaksa. Seseorang menabung untuk mencari untung, bukan malah jadi buntung.

Tabungan Perumahan Rakyat kiranya menjadi contoh nyata eufemisme yang marak digunakan dalam politik untuk menutupi realitas keras (Hong 2019). Eufemisme adalah polah-tingkah penguasa, bukan semata-mata gejala linguistik. Bahasa merumuskan kekuasaan dan kekuasaan merumuskan bahasa (Dhakidae 2003).

Alih-alih Iuran Perumahan Rakyat, kita dicekoki istilah Tabungan Perumahan Rakyat. Setali tiga uang, istilah kaum miskin kerap diperhalus menjadi kaum prasejahtera.

Jika memang sebuah tabungan, semestinya si penabung bebas menentukan sendiri keikutsertaannya dan bebas pula menarik dana simpanannya. Janganlah memakai istilah tabungan, tetapi nyatanya iuran. Kukira sukarela, eh, ternyata suka tak suka harus rela!

Bobby Steven MSF*
Dosen Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Facebook Comments