Kepulan asap menguar, meliuk-liuk dari balik kukusan dandang tembaga yang tidak terlalu familiar bentuknya bagi saya. Persiapan membuat ketan untuk sebuah tradisi budaya di kalangan masyarakat Jawa Tengah. Tradisi itu bertajuk Udunan, setelah beberapa waktu (sebelum puasa/bulan Ruwah dimulai) didahului oleh tradisi Unggahan.
Gelaran tradisi budaya yang masih dilakukan di beberapa wilayah di Provinsi Jawa Tengah ini bisa dijumpai saat Ramadan tiba. Di balik penyelenggaraan tradisi ini menyimpan beberapa filosofi dengan makna yang dalam.
Sebuah tradisi yang mengedepankan penghormatan terhadap leluhur, kebersamaan, harmoni dalam persaudaraan, serta semangat berbagi. Ada beberapa makanan khas yang digunakan dalam penyelenggaraan tradisi ini antara lain ketan gurih, apem, pasung, dan juga dilengkapi dengan pisang.
Ketan yang memiliki tekstur lengket dan liat memberikan makna persaudaraan yang akan selalu melekat bagi keluarga dan handai taulan yang diintensikan (didoakan). Demikian pula dengan masyarakat yang mendapatkan makanan tradisional tersebut. Harapan untuk tetap melekat dalam ranah persaudaraan, harmoni dan kebersamaan disimbolkan dalam tradisi Udunan dan Unggahan.
Ritual memberikan doa-doa untuk arwah yang telah meninggal dunia didaraskan oleh sesepuh sebagai bentuk penghormatan, penghargaan dan mengenang kasih kerabat, saudara, kolega yang telah berpulang. Selanjutnya, pembagian berkat makanan yang dibagikan ke seluruh warga.
Sebuah bentuk tradisi yang mendobrak sekat apapun, termasuk agama. Tradisi yang bisa dilakukan dan dinikmati oleh beragam kalangan, tanpa memandang golongan. Sebuah budaya yang menghaluskan rasa. Mennumbuhkan rasa cinta terhadap sesama sekaligus upaya menghargai kemanusiaan itu sendiri.
Di tengah zaman yang serba individualistis, tradisi ini hadir untuk menyegarkan makna akan hidup bersama serta mengingatkan bagaimana kita selayaknya kembali bersimpuh pada akar budaya sendiri yang menjunjung tinggi penghargaan terhadap sesama yang lambat-laun kian memudar.
Sekali lagi sebuah tradisi merawat budaya dan menghaluskan rasa. Melongok pada sudut pandang ini, melebur dalam tradisi yang penuh cinta kasih. Terima kasih untuk mereka yang masih setia melakukan tradisi baik ini. Sebuah warisan budaya yang layak dipertahankan untuk generasi selanjutnya.
Catatan :
Unggahan dan Udunan: sebuah tradisi yang dilakukan pada bulan Ruwah (Unggahan) dan bulan Puasa (Udunan), dimana tradisi ini menggabungkan penghargaan (penghormatan) akan arwah leluhur serta kebersamaan dengan sanak-saudara melalui berkat sederhana dalam wujud Ketan, Kue Tradisional (yang diwakili oleh apem dan pasung), juga pisang.
Untuk Inspirasiana.
Facebook Comments