7 Tip Menulis Cerpen Bagi Pemula: Ini Cara Membuat Cerpen Menarik

Siapa yang ingin tahu cara menulis cerita pendek atau cerpen bagi pemula? Menulis cerpen bagi pemula sebenarnya tidak sangat sulit.

Berikut ini adalah 7 tip menulis cerpen bagi pemula. Sekaligus cara membuat cerpen menarik bagi pembaca.

Sebagai rangkuman, inilah 7 cara menulis cerpen bagi pemula:
1. Pilih tema sesuai kemampuan dan minat Anda.
2. Memilih tokoh baik dan jahat atau membuat konflik.
3. Memilih satu tokoh utama dan dua atau tiga tokoh figuran.
4. Membuat kerangka cerita mulai dari pembukaan sampai penutup.
5. Menentukan alur cerpen.
6. Mengisi kerangka dengan kisah.
7. Memeriksa kembali (swasunting) logika dan ejaan.

1. Pilih tema sesuai kemampuan dan minat Anda
Penulis pemula perlu memilih tema cerpen yang sesuai kemampuan dan minat. Mengapa? Cerpen akan lebih mudah ditulis bila kita menguasai dan menyukai tema cerpen itu.

Umpama, penulis pemula berusia remaja akan lebih lancar menulis cerpen bertema romantika remaja dibanding penulis dewasa yang harus mengingat-ingat masa remajanya dulu.

Akan tetapi, bukan berarti penulis remaja tidak bisa atau dilarang memilih tema yang lebih sulit. Tentu saja boleh memilih tema yang agak menantang, namun kiranya untuk pemula hal ini tidak dianjurkan.

Apa kemampuan dan minat Anda? Jika Anda penggemar sepak bola, bisa saja menulis cerpen tentang kisah fan sepak bola. JIka Anda suka memasak, bisa saja menulis cerpen fantasi tentang koki dengan menu unik.

2. Memilih tokoh baik dan jahat atau membuat konflik
Cerpen akan menarik bila ada konflik di dalamnya. Cerpen akan tampak membosankan jika semua serba indah dan serba lancar.

Karena itu, penulis pemula perlu memilih tokoh baik dan jahat atau membuat konflik. Konflik dibangun perlahan-lahan atau juga bisa langsung disajikan di awal cerpen untuk menarik perhatian pembaca.

Misalnya: Konflik antara dua bersaudara yang ternyata diam-diam mencintai orang yang sama. Atau, konflik antara pejuang pelestarian sumber air dan pemilik perusahaan penebangan hutan.

3. Memilih satu tokoh utama dan dua atau tiga tokoh figuran
Penulis pemula perlu memilih satu tokoh utama dan dua atau tiga tokoh figuran dalam cerpennya. Mengapa hanya sedikit tokoh>

Cerpen berbeda dengan cerbung dan novel yang lebih panjang. Cerpen tidak memiliki banyak ruang untuk menyajikan terlalu banyak tokoh dan terlalu banyak masalah di dalamnya.

Fokuslah pada sedikit tokoh saja, namun dengan bangunan kisah yang kuat dan memikat pembaca.

Empat tokoh bisa dibagi perannya. Umpama, tokoh utama (peran baik/protagonis) menghadapi tokoh kedua (peran jahat/antagonis) yang dibantu tokoh figuran yang juga jahat. Di akhir kisah, muncul tokoh figuran yang membela tokoh utama.

4. Membuat kerangka cerita mulai dari pembukaan sampai penutup
Sebuah cerpen yang baik disusun dengan kerangka yang rapi, bukan asal tulis saja. Apalagi jika masih penulis pemula, membuat kerangka cerpen akan sangat membantu.

Kerangka cerpen bisa berupa:
a. Perkenalan tokoh utama beserta ciri-ciri fisik dan sifatnya.
b. Perkenalan tokoh figuran beserta seluk-beluknya.
c. Perkenalan masalah atau awal konflik
d. Perumitan masalah atau perumitan konflik
e. Usaha untuk menyelesaikan masalah atau konflik
f. Akhir kisah

Kerangka di atas tidak baku. Artinya, kita bisa menulis cerpen dengan kerangka yang berbeda. Umpama:

a. Perkenalan konflik
b. Upaya tokoh utama memecahkan persoalan
c. Tantangan dari tokoh antagonis terhadap tokoh utama yang protagonis tadi.
d. Perumitan konflik dengan kehadiran tokoh ketiga
e. Upaya para tokoh menyelesaikan masalah.
f. Akhir kisah

5. Menentukan alur cerpen
ALur cerita pendek secara umum bisa dibagi menjadi tiga:
a. Alur maju: peristiwa A menyebabkan peristiwa B, dan selesai dengan peristiwa C.
b. ALur mundur: peristiwa C disebabkan peristiwa B. Kejadian B ternyata disebabkan peristiwa A.
c. Alur campuran: penggabungan alur maju dan mundur.

Penulis pemula sebaiknya memilih alur maju atau alur mundur, bukan alur campuran yang rumit. Nanti jika kemampuan sudah meningkat, boleh menggunakan alur campuran.

Contoh alur campuran adalah misalnya di tengah kisah ada kilas balik atau flasback cerita: Peristiwa B sebabkan C. Peristiwa B ternyata dulu disebabkan peristiwa A. Kembali ke peristiwa C. Peristiwa C diakhiri peristiwa D.

6. Mengisi kerangka dengan kisah.
Setelah alur kita tentukan, kini tinggal mengisi kerangka dengan kisah. Pembaca akan nyaman membaca cerpen dengan paragraf dan kalimat yang efektif dan mudah dipahami.

Untuk membuat paragraf dan kalimat efektif, perhatikan hal-hal berikut:
a. Jangan terlalu panjang. Paragraf sebaiknya tidak lebih dari lima baris. Kalimat sebaiknya memiliki maksimal satu atau dua anak kalimat. Hindari kalimat bertele-tele yang membuat pembaca (dan juga penulisnya sendiri) bingung.
b. Paragraf memiliki logika yang mudah dipahami. Kita tahu ada tiga jenis paragraf yaitu:
– induktif: ide pokok ditempatkan di awal paragraf;
– deduktif: ide pokok ditempatkan di akhir paragraf;
– campuran: ide pokok di awal dan akhir paragraf.
c. Kalimat sastra memang tidak selalu harus mengikuti kaidah formal bahasa. Ada licentia poetica atau “izin khusus bagi sastrawan” dengan alasan estetika susastra. Jadi, jangan ragu pula menulis kalimat-kalimat dan kata yang unik dan baru, asalkan hal itu menambah estetika sastra.

7. Memeriksa kembali (swasunting) logika dan ejaan.

Facebook Comments