Peka pada Bisikan

Gambar:Pixabay.com/stevepb
Pixabay.com/stevepb

Acap kali kita tidak sadar. Apa yang kita pikir sebagai keuntungan, sesungguhnya adalah kerugian.

Keuntungan yang kita dapat bisa jadi akan menjadi tabungan kerugian di masa depan dan juga kerugian orang lain.

Berhubung anak yang kecil sedang ulang tahun hari ini, saya ajak makan-makan. Merayakan dengan sederhana saja. Tidak ada tiup lilin atau menyanyikan lagu ulang tahun.

Setelah makan saya membayar. Hal yang jarang saya lakukan ketika setelah membeli atau membayar memeriksa setruk pembelian atau uang kembaliannya. Mungkin ini kebiasaan. Entah baik atau buruk.

Dalam perjalanan pulang, tiba-tiba ada semacam bisikan mengingatkan ada yang tidak beres berhubungan dengan hitung-hitungan uang. Karena saat melakukan pembayaran saya kurang fokus.

Apa ya?

Sepertinya total yang harus dibayar salah hitung. Secara logika saja tidak mungkin habis segitu nominalnya. Pasti ada yang tidak terhitung. Pikiran ini bermain.

Sebenarnya agak segan untuk balik lagi. Lagi pula kesalahan bukan pada saya. Bosnya juga teman. Uang segitu tak akan membuatnya bangkrut. Pikiran nakal hadir.

Bisa juga saya yang malah minta ganti untung kalau ketemu nanti. Karena gara-gara apa yang saya sudah makan tidak dihitung anak buahnya yang menyebabkan saya jadi punya beban utang di masa depan.

Namun, akhirnya saya bilang ke anak lebih baik balik lagi ke tempat makan tadi untuk membereskan masalahnya.

Ketika saya katakan bahwa ada kesalahan hitung, kasirnya masih bingung.

“Tidak ada di setruk ya, Pak?” tanyanya.

“Saya tidak lihat setruk. Tapi rasanya jumlahnya gak segitu. Ada satu jenis yang tidak terhitung.”
Saya mengingatkan. Ia segera menyadari kelalaiannya dan minta maaf.

Mungkin kalau bosnya sendiri yang melayani dan salah hitung saya tidak akan balik lagi haha. Anggap saja itu ia memberi bonus buat saya.

Yang saya pikirkan itu jangan sampai apa yang dianggap keberuntungan buat saya malah menjadi kerugian bagi mereka yang bekerja di situ.

Ini yang menjadi sebuah beban tentunya. Bukan karena saya orang yang banyakn duit dan baik, tetapi hanya berpikir seandainya saya yang berada di posisi mereka.

Karena saya sering mendengar cerita juga ada pegawai yang harus ganti atas kesalahan menghitung mereka. Namanya bos mana mau rugi. Bagi pekerja memang ini sebuah tanggung jawab. Walaupun di akhir bulan harus potong gaji. Pedih.

Mungkin ini hanya satu di antara sekian banyak bisikan yang menyangkut. Entah berapa banyak yang lolos dari kesadaran. Ada yang sadar, tetapi sengaja mengabaikan berwujud menjadi kesalahan.

Tak heran memang, tak jarang kita menyadari apa yang dilakukan adalah kesalahan. Namun, selalu ada saja pembenaran untuk tetap dan nekad melakukan kesalahan tersebut.

“Tidak apa-apa.” atau “Manusiawi.”

Kata-kata yang menjadi penguat atau penghiburan ketika kita harus melakukan kesalahan.

Dalam hal ini pola pikir yang mesti diperbaiki dan kesadaran perlu lebih ditingkatkan lagi. Jangan hanya sehari cuma sadar dan benarnya sekali.

Apa tidak malu pada diri sendiri?

@cermindiri, 15 Mei 2022

Facebook Comments