Kita tidak dapat memaksakan kehendak dan kesukaan kita pada orang lain. Pun tidak dapat memaksa agar orang lain menerima sesuatu yang tidak pernah mereka harapkan.
Banyak sekali pilihan dalam hidup ini. Tak jarang kita dihadapkan pada berbagai pilihan yang sulit. Namun harus kita pilih dengan berat hati walaupun pilihan tersebut jelas tidak akan membuat kita bahagia. Pilihan yang kita anggap baik, belum tentu juga akan baik saat menjadi bagian dari kehidupan kita.
Bagaikan memilih pasangan hidup, sebelum menetapkan pilihan, seyogyanya kita harus merenung, mengkaji, dan mengenalnya secara lebih dekat. Hal tersebut kita coba lakukan untuk mencegah hadirnya kesedihan dan penyesalan di kemudian hari.
Aku pernah menjadi terik bagi orang yg lebih menyukai hujan dibandingkan binarku. Dan juga pernah menjadi hangat yg dipaksa untuk membakar diri sendiri. Diam adalah cara marah paling besar. Sebab, dalam diam terdapat selaksa makna yang tidak dapat kita dengar namun mampu menampar kita tanpa sadar.
Rendah hatilah di semua suasana hati, manakala gembira pun susah. Meskipun secara materi berkekurangan, orang-orang rendah hati selalu memiliki jiwa yang bahagia. Sikap rendah hati pasti memancarkan aura yang menyenangkan bagi orang-orang di sekelilingnya. Sebaliknya, orang yang pongah akan memancarkan aura negatif bagi lingkungannya. Rendah hatilah kepada Sang Khalik dan seluruh makhluk ciptaan-Nya karena hanya dengan akhlak rendah hatilah, jiwa kita bahagia dan justru ditinggikan.
Barangsiapa merendahkan diri, maka ia akan ditinggikan. Dan sebaliknya, barangsiapa meninggikan diri, maka ia akan direndahkan. Barangsiapa hendak menjadi yang terkemuka, hendaklah ia menjadi terbelakang dan menjadi pelayan bagi sesamanya.
Bagaikan bumi, walaupun terus digali dan diinjak, ia tetap memberikan manfaat bagi kehidupan di atasnya. Bahkan bagi yang menginjaknya. Walaupun berada di bawah, bumi memiliki kedudukan yang mulia di jagad semesta ini.
Ditulis oleh V. Untoro untuk Inspirasiana
Facebook Comments