Suatu sore pas saya sedang naik metro (kereta bawah tanah) di kota Brussels di Belgia, naiklah seorang bapak dan anaknya yang kemudian duduk di bangku di depan saya.
Bapak itu orangnya kecil agak kurus tapi matanya belok dan jenaka, mirip sekali dengan aktor Roberto Benigni, pemeran Guido, bapak keluarga yang di film Italia berjudul La Vita e Bella.
Guido dan anaknya dikirim ke kamp konsentrasi pada masa Perang Dunia II. Di kamp konsentrasi itu, Guido berusaha menghibur anaknya dengan mengatakan bahwa mereka sedang dalam sebuah permainan.
Kembali ke topik kita. Si anak di Brussels ini umurnya sekitar 6 atau 7 tahunan, gemuk dan ceriwis.
Tadinya saya tidak menyimak obrolan mereka, tapi lama-lama jadi nguping karena pembicaraan itu menarik sekali.
Mereka bicara dalam bahasa Prancis.
Si anak bertanya, “Papa, c’est quoi la géographie ?” (terjemahan: Papa, geografi itu apaan sih?)
Dahi bapaknya terus mengerenyit, berpikir keras. Tiba-tiba matanya terbuka lebar, seakan-akan ketemu jawabannya. Ekspresi wajah yang ‘komik’ banget.
Lalu sang bapak bilang, “Geo, c’est la terre. Graphie, c’est aimer. La geographie c’est aimer, la terre, aimer la mer, les pays, l’ocean.” (Geo artinya bumi. Grafi artinya mencinta. Jadi geographie artinya mencintai bumi, mencintai laut, mencintai negara-negara, samudra…”)
Lalu si anak bertanya lagi, “alors, qui c’est le geographe?” (jadi geograf itu siapa??)
Bapaknya jawab, “le geographe c’est les gens qui aiment la terre, l’ocean, les pays..” (Geograf adalah orang yang mencintai bumi, samudra, negara-negara…”
Anaknya tanya lagi, “c’est quoi les maths?” (matematika itu apa?)
Bapaknya menjawab lagi, “la math c’est aimer les chiffres, le calcul..” (matematika berarti mencintai angka, hitung-hitungan..etc..)
Terus anak itu bertanya terus: apa itu biologi, siapa itu dokter, apa itu astronomi, siapa itu astronom, dan seterusnya.
Bapaknya selalu menjawab pertanyaan si anak dengan kata “aimer” yang artinya “mencinta”..
Gile nih babeh, pikir saya dalam hati .
Definisinya secara akademis emang asal-asalan, tapi konsep pikirannya jelas dan sesuatu banget: hidup itu mencinta.
Bapak ini tambah mirip aja sama tokoh Guido di film La Vita e Bella.
Akhirnya si bapak ajaib dan anaknya yang ceriwis itu turun duluan, masih dengan diskusi yang ujung-ujungnya mencinta, dan meninggalkan saya dalam situasi termangu-mangu.
Jepe Jepe untuk Inspirasiana
25 Mei 2022
Facebook Comments