Benarkah Lumba-Lumba Pernah Selamatkan Manusia?

Di antara binatang, lumba-lumba sering dianggap hewan dengan kecerdasan yang tinggi. Bukan hanya cerdas, lumba-lumba juga bersifat sosial. Mereka berkomunikasi dengan kelompok dengan bahasa mereka.

Salah satu kisah yang sempat saya dengar tentang lumba-lumba adalah bahwa lumba-lumba pernah menolong nelayan yang tenggelam karena kapal karam. Benarkah lumba-lumba pernah menyelamatkan manusia?

Kisah nelayan tenggelam diselamatkan lumba-lumba

Kisah ini diceritakan penduduk sebuah pulau di resor wisata Derawan, Berau, Kalimantan Timur kepada rombongan kami yang berlibur ke sana beberapa tahun silam.

Seorang nelayan tenggelam di lautan setelah perahu kecilnya karam. Ia hanya bisa berpegangan pada perahu yang sudah terbalik untuk bertahan sembari berharap ada nelayan lain yang melintas.

Setelah berjam-jam menanti, tidak ada perahu lain yang lewat. Si nelayan ini putus asa. Ia kedinginan dan kelaparan di tengah kegelapan malam. Di tengah keputusasaannya itu, datang sekelompok lumba-lumba.

Lumba-lumba itu berenang di bawah badan si nelayan. Lebih tepatnya, mereka berenang dalam kelompok untuk “menopang” kaki si nelayan.

Si nelayan itu merasa disemangati dan ditemani kawanan lumba-lumba untuk bertahan hidup di tengah kesendiriannya di malam pekat. Syukurlah, ketika fajar merekah melintas kapal lain yang lantas memberi pertolongan.

Saya tidak bisa memastikan bahwa kisah ini sungguh terjadi karena kisah ini dikisahkan dari mulut ke mulut dan mungkin saja lebih berupa kearifan lokal ketimbang fakta murni.

Akan tetapi, bukan berarti bahwa kisah lumba-lumba menyelamatkan nelayan tenggelam di Derawan itu tidak mungkin terjadi.

Fakta lumba-lumba menolong manusia

Dilansir realclearscience, pada tahun 2004 dan 2007, kumpulan lumba-lumba mengelilingi peselancar yang terancam selama lebih dari tiga puluh menit untuk mengusir hiu putih besar yang agresif.

Pada tahun 2000, seorang anak laki-laki berusia empat belas tahun jatuh dari perahu di Laut Adriatik dan hampir tenggelam sebelum diselamatkan oleh lumba-lumba yang bersahabat. Mamalia laut itu berenang di samping bocah itu dan mendorongnya kembali ke perahu tempat dia jatuh, di mana ayah bocah itu segera mengangkatnya.

Surat kabar The Guardian juga pernah memuat kisah nyata lumba-lumba berenang selama 40 menit mengelilingi empat orang yang sedang terancam hiu. Kisah ini terjadi pada Oktober 2004 di Selandia Baru.

Ingrid Visser, anggota Orca Research mengatakan bahwa perilaku lumba-lumba terbiasa melindungi diri mereka sendiri dan anak-anak mereka dari serangan hiu. Kejadian lumba-lumba melindungi manusia dari hiu telah dilaporkan di seluruh dunia.

Nelayan di Pacitan, Jawa Timur sudah berkali-kali ditolong lumba-lumba yang mengarahkan mereka ke dermaga saat alat navigasi rusak. Demikian lansir pacitankab.go.id.

Laman Tribunnews November 2019 dan Sangalu melansir 12 pemancing dari Kecamatan Luwuk, Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah bertahan hidup selama 4 hari di atas laut setelah kapal yang mereka tumpangi tengelam. Saat terombang-ambing di tengah lautan, kawanan lumba-lumba membantu mereka menemukan arah daratan terdekat.

Tak sekadar fenomena modern, catatan sejarah menunjukkan bahwa lumba-lumba telah menyelamatkan manusia selama berabad-abad. Pada tahun 1700-an, sekelompok lumba-lumba membantu menyelamatkan pelaut Vietnam ketika kapal mereka ditenggelamkan oleh penjajah.

Bahkan, menurut Masyarakat Konservasi Paus dan Lumba-lumba, kisah-kisah yang tercatat tentang lumba-lumba yang melindungi manusia sudah tercatat sejak zaman Yunani kuno.

Lumba-lumba memiliki kemampuan unik

Banyak kejadian lumba-lumba “menolong” manusia sering dianggap sebagai kebetulan saja. Akan tetapi, lumba-lumba memiliki kemampuan unik yang mungkin tidak dimiliki rerata binatang lain.

Lumba-lumba mampu mengenali cermin dirinya (mirror self-recognition), sebuah indikator utama kesadaran diri. Mungkin hanya simpanse yang juga memiliki kemampuan ini. Para peneliti di National Aquarium di Baltimore menambahkan bahwa kemampuan ini ” diduga berkaitan dengan empati dan perilaku altruistik yang lebih unggul.”

Indonesia kini memegang presidensi G20. Salah satu fokus G2o adalah kelestarian alam. Mari kita jaga kelestarian lumba-lumba, antara lain dengan tidak membuang sampah ke aliran air yang bisa menuju ke laut lepas.

RB untuk Inspirasianakita.com

Facebook Comments