Empat Jenis Derma Agama Buddha yang Mungkin Belum Dipahami

Empat Jenis Derma Agama Buddha yang Mungkin Belum Dipahami

Sumbangan, derma, atau donasi, umum diketahui sebagai pemberian yang bersifat fisik, sukarela, dan ikhlas. Selain itu, posisi pemberi sering pula diasosiasikan dengan seseorang yang memiliki kelebihan.

Sebaliknya, pihak yang menerima, umum (dipersepsikan) sebagai seseorang yang berada dalam posisi yang lemah.

Semuanya hanya persepsi, sejujurnya tidak demikian adanya.

Mari kita ulik bersama. Saya memiliki beberapa pegawai yang bekerja di perusahaanku. Selama bekerja, mereka tidak pernah merasa tertekan. Saya tidak menuntut terlalu banyak, dan mereka senang karenanya. Gaji bulanan yang mereka terima juga mampu memberikan kesejahteraan bagi keluarga.

Dengan demikian, saya telah berderma kepada mereka. Tanpa saya, mungkin saja mereka tidak punya pekerjaan tetap.

Namun di sisi lain, saya juga membutuhkan para karyawan. Etos kerja mereka yang baik telah memudahkan hidupku. Saya tidak perlu bekerja hingga larut malam dan bisa beristirahat di akhir pekan. Untuk itu, saya puas menggaji mereka.

Dengan demikian, para karyawan telah berderma kepada saya sebagai owner perusahaan.

Lha, bukannya hubungan bos dan karyawan sudah dikompensasikan dalam bentuk gaji bulanan? Artinya mereka pantas bekerja karena sudah digaji. Bukankah seperti itu?

Eits, tunggu dulu. Coba lihat lagi defenisi berderma, “pemberian yang bersifat fisik, sukarela, dan ikhlas.” Nah, apakah saya sukarela menggaji mereka? Apakah mereka ikhlas bekerja di perusahaanku?

Jika iya, itu berderma namanya. Pekerjaan yang saya berikan adalah derma dalam bentuk kesempatan. Sementara bantuan yang saya dapatkan adalah derma dalam bentuk pengabdian. Sementara gaji bulanan adalah bagian dari seluruh proses, tidak terpisah-pisah.

Oleh karenanya janganlah hanya mendefinisikan derma secara sempit. Setiap interaksi yang kita lakukan. Sekecil apapun itu, sudah merupakan bentuk derma sepanjang tidak ada paksaan, tidak ada perbudakan, atau tidak ada tindak kriminalitas.

Sering pula kita mendengarkan nasihat dari para bijak. Berderma tidak melulu uang saja. Terkadang jika ekonomi kita tidak memadai maka berderma tenaga dan pikiran juga luar biasa.

Berderma juga tidak harus selalu milik orang yang memiliki kekuatan saja. Terkadang orang yang lebih lemah dapat juga memberi derma kepada mereka yang berlebihan. Dalam contoh yang saya berikan, meskipun sebagai bos, setiap hari saya juga menerima derma dari para karyawan yang baik hati.

Di dalam filsafat Buddhisme, berderma disebut dengan berdana. Diartikan sebagai perbuatan baik yang menjadi landasan dari semua perbuatan baik lainnya. Menurut bentuknya, ada empat jenis:

Amisa Dana
Amisa dana merupakan dana yang diberikan dalam bentuk materi. Paling umum adalah memberi sedekah kepada orang miskin, memberi bantuan uang kepada pembangunan rumah ibadah, atau berdana materi lainnya kepada korban bencana alam.

Lebih luas lagi Amisa dana juga bisa dipraktekkan dalam arti yang lebih luas. Seperti membeli oleh-oleh kepada teman, memberikan kado natal kepada tetangga, atau memberikan angpao kepada orangtua.

Dengan demikian, segala bentuk materi yang diberikan secara ikhlas, sukarela, dan tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain termasuk dalam jenis Amisa dana ini.

Paricaya Dana
Ini adalah dana dalam bentuk tenaga. Yang paling sederhana adalah membantu ayah dan ibu melakukan pekerjaan rumah. Bergotong royong membersihkan parit, atau bergiliran menjaga keamanan di pos ronda, adalah contoh-contoh umum dari Paricaya Dana.

Namun, lebih luas lagi bisa meringankan pekerjaan orang lain. Semisalnya ada office boy yang tidak membersihkan ruangan karena kerepotan. Sebagai penghuni ruangan, kita bisa membersihkannya sendiri tanpa harus misuh-misuh.

Ini juga termasuk berdana tenaga. Meskipun membersihkan ruangan bukan tugas kita, tidak ada salahnya melakukannya. Itu juga bentuk perbuatan baik.

Abhaya Dana
Selanjutnya adalah dana yang dilakukan untuk memberikan perasaan nyaman dan aman. Contoh paling sederhana dari adalah murah senyum. Ini termasuk bersikap ramah terhadap sesama, menjaga sikap agar orang lain tidak khwatir, dan tidak meneror orang-orang di sekelilingmu.

Tapi, bisa juga dilakukan dengan cara yang berbeda. Seperti memaafkan orang yang pernah menyakiti kita, tidak bersikap berlebihan jika dimarahi, atau berempati kepada mereka yang sedang dirudung kemalangan.

Bentuk lainnya lagi adalah tidak melukai atau membunuh sesama mahluk hidup, tidak melakukan upaya-upaya provokasi yang bisa menimbulkan kekacauan, atau tidak mengadu domba yang menyebabkan terjadinya pertengkaran.

Intinya, Abhaya Dana adalah upaya untuk menciptakan perdamaian bagi kehidupan di semesta ini.

Dhamma Dana
Dalam Buddhisme, menyebarkan Dhamma adalah salah satu bentuk dana tertinggi. Seperti membawa kutbah di Vihara, mengajarkan ajaran Buddha kepada orang lain, atau menulis artikel Dhamma.

Akan tetapi, dalam arti yang lebih luas, Dhamma Dana juga bisa berupa ilmu pengetahuan lainnya. Sebagaimana seorang guru yang mengajar muridnya agar pintar, itu juga bagian dari Dhamma dana.

Bentuk lainnya bisa juga dengan memberikan informasi benar, yang menambah pengetahuan seseorang. Terlepas dari informasi yang diberikan menyakitkan atau membawa kabar gembira.

Selain itu, Dhamma dana juga harus bisa meliputi pemberian informasi pada saat yang tepat, memberikan manfaat, dan tentunya tidak menyakiti diri sendiri atau orang lain.

**
Nah, inilah empat jenis berdana dalam agama Buddha. Walaupun kita tahu jika berderma adalah tentang pemberian, umat Buddha sendiri lebih senang melihat berdana sebagai bentuk untuk melatih kemelekatan.

Berdana tidak hanya memberi, tetapi juga melepaskan. Berderma uang artinya melepaskan sebagaian kekayaan yang kita miliki, berderma tenaga artinya melepaskan sedikit waktu untuk membantu yang lainnya. Dan berderma pikiran berarti sedikit repot-repot melepaskan sedikit ketenangan untuk membantu orang lain.

Degan melepaskan kemelekatan, maka seorang manusia akan telatih untuk ikhlas. Sehingga jika semuanya tiba, maka kehilangan tidak akan menjadi terlalu berat lagi.
Semoga Bermanfaat
**
Acek Rudy for Inspirasianakita

Facebook Comments