Siapa yang ingin sakit? Tidak ada. Semua ingin sehat. Akan tetapi, sakit adalah sebuah keniscayaan bagi manusia.
Rekan saya bertutur, baru-baru ini dia menjalani isolasi mandiri akibat terpapar Covid-19. Suatu pengalaman yang tidak dikehendaki oleh siapa saja.
Di saat ingin bekerja, justru harus beristirahat. Di kala ingin bercengkerama dengan orang-orang terkasih, justur harus mengisolasi diri.
Di saat ingin ngobrol dengan teman-teman dan tetangga, terpaksa mengurung diri di kamar.
Sungguh, sakit itu tidak nyaman. Sakit itu membuat kondisi psikis juga tertekan.
Akan tetapi, di tengah sakit yang mendera, toh ada hikmah kehidupannya yang bisa kita petik.
Pertama, mensyukuri saat rehat
Di saat sehat, badan dan jiwa kita lelah oleh kegiatan yang beraneka ragam. Meskipun berkegiatan itu baik, toh diri kita juga perlu istirahat sejenak. Sakit seringkali menjadi reaksi tubuh yang kelelahan dan “meminta” diistirahatkan. Pula psikis kita memerlukan rehat.
Kedua, mensyukuri saat merenung
Di saat kegiatan ke sana-sini, kita tidak lagi sempat bertafakur. Padahal, kata filsuf Yunani, hidup yang tidak direfleksikan adalah hidup yang tidak bermakna. Manusia perlu sejenak mengadakan permenungan diri agar menemukan jati diri dan makna hidupnya. Saat sakit bisa menjadi momen untuk sejenak meluangkan waktu untuk bertafakur.
Ketiga, menyadarkan arti menjaga kesehatan
Saat sakit menjadi momen untuk menyadarkan diri kita akan arti menjaga kesehatan. Kita lantas bertanya diri:
Mengapa aku bisa jatuh sakit? Bagaimana pola makan dan minumku setiap hari? Bagaimana aktivitas olahragaku? Bagaimana aku mengelola stres dengan meluangkan waktu rekreasi dan rehat sejenak?
Keempat, menyadarkan arti orang lain bagi kita
Saat sehat, kita bisa melakukan apa saja yang kita mau. Beda halnya saat kita sakit. Kita seringkali tergantung pada bantuan orang lain.
Sakit menjadi momen untuk bersyukur atas kasih dan perhatian orang lain yang merawat kita. Sakit juga menjadi momen untuk bertanya diri: Apa yang sudah kubaktikan pada Tuhan dan sesama manusia saat aku masih sehat?
Kelima, menyadarkan kita akan arti rendah hati
Sakit mengingatkan kita bahwa segala prestasi dan ambisi kita tidak ada artinya. Saat terkulai lemas di tempat tidur, kita baru sadar bahwa kita lemah.
Segala keangkuhan dan sikap merasa serbabisa menjadi runtuh kala kita memaknai sakit sebagai momen untuk menjadi rendah hati.
Ruang Berbagi untuk Inspirasianakita.com
Facebook Comments