Dalam kesesatan di persimpangan jalan kebingungan melanda
kaki melangkah taktahu arah jalan hidup entah ke mana
Tak jelas melihat hidup untuk apa waktu berlalu sia-sia takmengerti untuk apa di dunia pada ujung napas kelak hanya penyesalan yang ada
Kerja dan kerja demi uang semata memenuhi keinginan dan selera demikian yang ada di kepala ada ilmu pengetahuannya, tetapi takada bijaksana
Hidup ya begini kerja makan tidur dan bila ada waktu ibadah yang lebih sekadar omong kosong agar dianggap beragama yang sekadar identitas saja
Sama seperti cerita para penceramah tentang surga neraka menganggap itu tak lebih sebagai dongeng karena mereka saja belum pernah ke sana
Sampai akhirnya
Hadir setitik cahaya membuka mata tentang tujuan hidup di dunia untuk apa yang selama ini hanya lebih untuk pemuasan nafsu semata
Setitik cahaya untuk menyadarkan akan siapa diri ini sesungguhnya bahwa tubuh kasar yang ada hanyalah palsu belaka yang akan musnah bila waktunya tiba
Bahwa di dalam raga ini ada jiwa sejati yang dari mana berasal nanti akan kembali berpulang ke sana pula
Bahwa manusia di dunia hanyalah berkelana yang pada saat tiba akan mudik ke kampung halaman yang menjadi dambaan setiap jiwa bersatu kembali dengan Sang Pencipta
Namun semua ini hanyalah kesadaran awal untuk memulai langkah hidup yang lebih nyata menggapai asa karena bisa kembali terlena lupa akan hakikat hidup kesadaran semula
Dalam setiap langkah menjaga kesadaran dan tahu diri adalah yang utama, agar tak terlena kembali dalam noda dan nista
@refleksihati, 18 Oktober 2022
Sumber gambar: pixabay.com/KimJaesub
Facebook Comments