Menjadi orang besar dengan karya yang besar adalah hal wajar bagi siapa saja yang senantiasa berserah dan bertekun dengan talentanya. Diperkuat dengan dedikasi yang luar biasa dan pelayanan bagi sesamanya. Kesuksesan sejati pun akan dapat dicapai oleh insan yang sanggup merealisasikan talenta yang dimilikinya untuk melayani sesama dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupannya. Inilah karya nyata yang fenomenal, yang disertai dengan bertumbuh secara spiritual untuk mencapai jiwa yang lebih jernih.
Keberhasilan dan kemenangan yang dapat kita raih dengan mudah, biasanya tidak akan membuat kita menghargai kemenangan yang diraih. Sebaliknya, kemenangan akan terasa sangat manis dan menyenangkan saat berhasil melewati segala rintangan, curahan keringat, dan curahan air mata.
Keberhasilan dan kesuksesan dapat diraih dimanapun insan berada. Keberhasilan dan kesuksesan merupakan titik optimal pribadi dalam karier dan karya nyata. Pencapaian titik optimal kesuksesan pasti dimulai dari titik terendah dan bagaikan roda, kehidupan pun akan selalu berputar menuju titik puncak.
Tak jarang dalam proses pendakian menuju puncak, kita akan mengalami jatuh berkali-kali. Bahkan mengalami pengkhianatan, penghinaan, dan perlakuan lain yang membuat kita tidak nyaman. Tak jarang ada pertanyaan, darimana harus memulainya? Bagaimana kalau pekerjaan saat ini belum pas dengan suara hati yang terdalam? Jawabnya : tetap kerjakan yang terbaik.
Jalani dengan sepenuh jiwa maka semesta akan menuntun menuju keniscayaan.
Ungkapan bahwa seseorang tidak punya modal dan/atau talenta adalah ungkapan yang tidak realistis. Semua insan terlahir dengan talenta yang berguna untuk bertahan hidup. Jenis dan bentuknya tentu berbeda-beda. Kenali talenta diri dan manfaatkan untuk berkarya. Jadilah diri sendiri, jangan membandingkan diri dengan orang lain karena setiap pribadi memiliki keunikannya masing-masing.
Kehebatan orang lain hanya sebagai inspirasi saja, bukan untuk dijiplak jalan hidupnya.
Tak sepantasnya pula kita membandingkan apa yang diperoleh orang lain, misal jabatan berikut fasilitasnya, dengan apa yang kita miliki. Yakinlah bahwa orang lain juga pernah mengalami hal yang sama dengan kita. Tak perlulah kita dalam suatu kelompok harus sama persis dengan orang lain. Semua sudah diatur secara proporsional.
Tugas kita saat ini adalah menyadari talenta dan diri pribadi, berkarya dengan sepenuh hati. Jalani kesempatan yang ada. Tidak usah berpikir tentang imbalan yang akan kita peroleh. Kedepankan “jeneng” daripada “jenang”, karena dengan memiliki “jeneng” yang baik, niscaya “jenang” pun akan mengikuti.
Tidak perlu mengkhayalkan suatu kondisi ideal. Dalam pengembaraan hidup di dunia, seyogyanya kita selalu prihatin. Prihatin menurut para leluruh adalah “sithik mangan sithik turu”. Namun yang sering kita jalani terkadang justru “sithik-sithik mangan, sithik-sithik turu”.
Yakinlah bahwa semesta akan melimpahkan anugerah dan karunia yang setara dengan pelayanan yang kita berikan pada kehidupan.
Ditulis oleh V. Untoro untuk Inspirasiana
Facebook Comments