Seorang cucu lelaki yang pemarah mendamprat kakeknya dengan kata kata kasar. Sang Kakek hanya diam, mendengarkannya dengan sabar, tenang, & tidak berkata sepatah pun.
Akhirnya lelaki itu berhenti memaki.
Setelah amarah sang cucu mereda, Kakek bertanya kepadanya, “Jika seseorang memberimu sesuatu tapi kamu tidak menerimanya, lalu menjadi milik siapakah pemberian itu?”
“Tentu saja menjadi milik si pemberi”, jawab si cucu.
“Begitu pula dengan kata- kata kasarmu”, balas si Kakek.
“Aku tidak mau menerima kata-katamu tadi, maka kata-kata itu kembali jadi milikmu. Kau harus menyimpannya sendiri. Aku khawatir kalau nanti kau harus menanggung akibatnya, karena kata-kata kasar hanya akan membuahkan penderitaan. Sama seperti orang yang ingin mengotori langit dengan meludahinya. Ludahnya hanya akan jatuh mengotori wajahnya sendiri.”
Sang Kakek melanjutkan nasihatnya:
“Bila engkau tidak mungkin memberi, janganlah mengambil. Bila engkau terlalu sulit untuk mengasihi, janganlah membenci atau menebarkan kebencian. Bila engkau tidak bisa memberikan penghiburan, janganlah membuat orang lain menjadi sedih. Bila engkau tidak bisa memuji, janganlah menghujat atau memberikan kesaksian palsu. Bila engkau tidak bisa menghargai, janganlah merendahkan orang lain. Bila engkau tidak suka bersahabat, janganlah bermusuhan atau menebar bibit permusuhan atau kecurigaan. Bunga yang tak akan pernah layu di muka bumi ini adalah kebajikan. Dan kebajikan atau kejahatan yang kita berikan kepada orang lain, semua akan kembali kepada kita.”
Marilah kita tabur kebajikan melalui seluruh kehidupan kita.
Semoga kita tidak akan marah atau tersinggung apabila dihina, direndahkan, dan dilecehkan, akan tetapi akan turut bangga apabila teman-teman kita memperoleh kebahagiaan, keberhasilan, pujian dan penghargaan.
Ditulis oleh V. Untoro untuk Inspirasiana
Facebook Comments