Mengenal 4 Suku Tionghoa di Indonesia

Bagi non-Tionghoa, mungkin mengira jika Tionghoa Indonesia pada dasarnya sama. Namun, bagi saya yang keturunan Tionghoa, jelas perbedaan itu nyata.

Kembali ke era 70-an. Saat itu saya bersekolah di sebuah Sekolah Kristen yang mayoritas muridnya adalah Tionghoa. Seharusnya akur, tiada isu diskriminasi bukan?
Ternyata salah.

Ada perseteruan di antara anak sekolah yang bersuku Hokkian dan Kanton. Bukan masalah besar sih, saling ejek-ejekan saja. Tentang stereotyping yang berkembang di kalangan warga Tionghoa. Seperti orang Hokkian itu pelit dan suku Kanton itu boros.

Aih, sudah tentu hanya tuduhan tak beralasan. Tapi kisah pembuka ini cukup mewakili bahwa orang Tionghoa di Indonesia pada dasarnya tidak semua sama.

Leluhur Tionghoa datang ke Asia Tenggara sejak abad ke-16 hingga 19. Tujuan mereka bermacam-macam. Sebagian sebagai pedagang, pekerja tambang, atau hanya melarikan diri dari pemerintah China di masanya.

Kendati demikian, tidak semua suku Tionghoa yang berimigrasi. Sebagai catatan, tercatat 56 kelompok etnis di China. Akan tetapi, etnis Han adalah mayoritas. Terdiri dari 91,51% dan sisa 55 kelompok minoritas lainnya terbagi di antara 105 juta dari total penduduk di China.

Antara lain suku Zhuang (16,9 juta), Hui (10,5 juta), Manchurian (10,3 juta), etnis Uigur (10,1 juta), suku Miao (9,4 juta), Yi (8,8 juta), warga Tujia (8,3 juta).

Bagaimana dengan orang Tionghoa di Indonesia? Dari catatan sejarah, leluhur Tionghoa di Indonesia didominasi oleh 4 suku terbesar, yakni Fujian (Hokkian), Kanton, Tio Ciu, dan Khek (Hakka). Keempat suku ini adalah bagian kelompok etnis Han. Seperti apakah? Yuk kita simak.

Suku Fujian (Hokkian)
Sesuai namanya, orang Fujian berasal dari provinsi Fujian yang berada di daerah tenggara bagian selatan China. Meskipun di negara sendiri mereka bukanlah suku terbesar, tetapi di luar China, suku Hokkian adalah mayoritas. Totalnya mencapai 50 juta di seluruh dunia.

Begitu pula dengan di Asia Tenggara. Tidak heran jika dialek Hokkian sedikit banyak memberi pengaruh terhadap asimilasi linguistik bahasa-bahasa daerah di Indonesia.

Orang Fujian dikenal sebagai suku perantau. Mata pencaharian utama mereka adalah berdagang. Jadi, kalau ada anggapan bahwa orang Tionghoa Indonesia adalah pedagang ulung, hal ini sedikit banyak terpengaruh dengan etos kerja orang Hokkian.

Suku Kanton
Suku ini berasal dari provinsi Guandong. Merupakan wilayah yang paling luas di bagian selatan China. Sejak zaman dulu, Kanton sudah dikenal sebagai daerah yang memiliki banyak cendekiawan. Salah satu yang paling terkenal adalah sistem pengobatan obat tradisional China mereka yang sangat mujarab.

Selain itu, orang-orang Kanton juga piawai dalam kuliner. Mereka adalah para koki yang hebat. Teknik memasak mereka sudah diakui dan banyak diadopsi oleh dunia kuliner modern.

Tidak kalah pula dengan ilmu bela diri. Orang-orang Kanton yang dikenal sebagai petarung hebat dan legendaris. Termasuk salah satunya adalah Ip-Man. Tidak heran jika Boxer Rebellion pada saat perang opium terjadi di daerah ini.

Bahasa Kanton juga diketahui sebagai salah satu dialek Han tertua dan sudah digunakan sejak zaman Dinasti Han. Secara total, di seluruh dunia terdapat 70 juta penutur dialek Kanton. Kebanyakan di Hong Kong dan Macau.

Di Indonesia sendiri, orang Kanton banyak memilih profesi keahlian, seperti juru masuk, tukang kayu, dan pedagang emas.

Suku Hakka
Suku Hakka di China juga berasal dari daerah Selatan. Mereka tersebar di antara Provinsi Hokkian hingga Guandong. Hal ini karena pada dasarnya mereka dianggap sebagai suku pengembara di negara asalnya dan kehadirannya seringkali ditolak oleh suku lainnya. Alhasil, mereka akhirnya menempati daerah yang tidak subur.

Hal ini kemudian menjadikan mereka sebagai suku yang memiliki ikatan persaudaran dan solidaritas yang kuat. Organisasi kemasyarakatan suku Hakka termasuk salah satu yang paling aktif, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia.

Dialek Hakka termasuk salah satu yang terbesar. Di seluruh dunia, terdapat sekitar 40 juta penutur bahasa Hakka.

Suku Tiochiu
Suku Tiochiu sebenarnya merupakan suku yang juga menetap di provinsi Fujian. Hidup berdampingan dengan suku Hokkian. Lalu pada abad ke-9 sebagian dari mereka juga berimigrasi ke provinsi Guandong.

Menetap di daerah pesisir, suku Tiochiu dikenal sebagai orang-orang Pelabuhan. Banyak dari mereka yang menopang hidupnya sebagai pekerja pelabuhan dan buruh kasar.

Seiring dengan meningkatnya para pekerja dari China, orang-orang Tiochiu pun mulai dikirim ke luar negeri. Mereka tersebar dari Indochina hingga Australia sebagai pekerja pertambangan, perkebunan, dan buruh Pelabuhan.

**
Nah, inilah sekilas penjelasan atas 4 suku Tionghoa terbesar di Indonesia. Lalu, mengapa di Indonesia dianggap sama? Itu karena pada dasarnya budaya Tionghoa telah berasimilasi dengan budaya Nusantara. Menambah kekayaan dan khazanah bagi negeri tercinta kita ini.

**
Acek Rudy untuk Inspirasiana Kita
Foto utama: Mahandis Yoanata Thamrin/National Geographic Indonesia.

Facebook Comments