03 Merawat Kesedihan dan Kemarahan
Dalam suatu suasana tertentu, hampir semua dari kita pernah mengalami emosi secara negatif, baik itu sedih ataupun marah. Marah kepada orang yang ditemui di jalan, marah kepada orang di sekitar kita, marah kepada orang yang kita cintai, marah kepada diri sendiri, atau bahkan marah kepada keadaan lingkungan di sekitar. Begitupun sedih karena disakiti, sedih karena diremehkan, merasa dikhianati, dilupakan, ataupun juga sedih karena dibenturkan dengan kondisi.
Pastilah rasa emosi dan pikiran negatif tersebut sudah pernah kita kenal dalam diri kita. Kita harus tahu bagaimana memperlakukannya, bagaimana seharusnya menyalurkan dengan lembut, bukannya justru menyimpan dengan rapi yang suatu saat akan meledak secara luar biasa, ataupun juga bukan dng cara meluapkan dengan serampangan yg akan membuat orang-orang di sekitar kita dan yang kita kasihi akan menjadi kering dan layu.
Marah dan emosi merupakan hal yang paling tersembunyi dan yang paling ganas dari segala macam emosi dari manusia, yang akan berakibat sangat kuat untuk merusak, merugikan, dan mematahkan segala sesuatu tatanan di sekitar kita. Dan akan berdampak sistemik pada masa berikutnya.
Pada dasarnya, semua kebencian dan rasa marah merupakan kejahatan terbesar dlm diri manusia, karena akan menghambat diri manusia untuk selalu mengembangkan kasih dan kepedulian terhadap sesama dan lingkungan sekitar. Dan justru akan sangat mampu menghancurkan martabat dan ketenangan jiwa pikiran kita.
Menahan marah dan memaafkan orang dari kesalahannya memang bukanlah sesuatu yang gampang, namun justru rasa gamang yang akan mendekat. Memang sebagian kecil perasaan emosi dapat disembuhkan melalui bantuan orang lain, akan tetapi dari dalam diri sendirilah kita manusia akan menyembuhkan luka emosi yang telah timbul.
Merawat emosi negatif dapat dilakukan dengan menemukan kesadaran diri, dapat mengetahui perasaan kita yang sesungguhnya dan secara sadar mencoba menggali mengenai akibat dan dampak negatif atas luka emosi dan cara penyembuhannya, yaitu dengan pengendalian pikiran dan perilaku dalam keseharian kita. Dengan menelusuri perasaan, kita dapat memupuk rasa hormat terhadap emosi, serta dapat membantu kita untuk lebih jelas melihat pola emosi yang ada dalam diri kita, sehingga dapat memberikan kemudahan untuk merawat dan mengelola emosi pada tahap lebih lanjut.
Sadarlah pula bahwa bilamana emosi menghinggapi diri maka bagaikan air laut yang sudah tidak berasa asin, sehingga kita dapat sadari bahwa “dengan apalagi masakan bisa menjadi nikmat, manakala garam sudah tidak berasa asin lagi”.
Percayalah bahwa hati kita jauh lebih berharga daripada kesakitan-kesakitan yang dihadiahkan orang untuk kita. Tetaplah berdoa untuk diri sendiri agar selalu mampu mengampuni orang yang bersalah kepada kita, dan untuk selalu semangat dalam kepedulian kepada sesama dan lingkungan sekitar.
Oleh V. Untoro untuk Inspirasiana, mendukung Taman Baca Inspirasiana di NTT dan Boyolali.2
Facebook Comments