Puasa Nadzar untuk Memenuhi Kucing Kesayangan

Reaksi seseorang terhadap hewan piaraan berbeda-beda. Misalnya, saat melihat kucing yang lucu dan menggemaskan ada yang tertarik dan senang, ada yang cuek tidak peduli, bahkan ada yang geli dan menghindarinya.
Saya sendiri termasuk orang yang cuek, artinya, tidak terlalu menyukainya, juga tidak membencinya. Lain dengan anak gadis(nakdis)ku yang penyayang binatang. Apapun akan dilakukannya demi memenuhi kebutuhan kucing kesayangannya.

Di rumah ada sekitar 15 ekor kucing yang dipelihara nakdis. Tentu pembaca membayangkan bagaimana memelihara kucing sebanyak itu, Bagaimana makannya, memeliharanya dan seperti apa hebohnya saat kucing-kucing itu berseliweran di dalam rumah.

Sebenarnya saya sering ngedumel, karena terkadang bau menyengat kotoran yang tiba-tiba ada di pojok rumah. Walaupun sebenarnya sudah ada tempat buang kotoran tersendiri, namun namanya juga hewan pasti ada saja ulahnya yang menjengkelkan.

Alih-alih membela emaknya yang lagi manyun, nakdis malah mengatakan saya harus bersabar, karena ulah kucing-kucing itu. Sudah beberapa kali saya menyampaiakan untuk memberikan pada orang lain. Tetangga juga teman sebenarnya ingin juga memeliharanya, bahkan mau membelinya. Namun karena rasa sayangnya tak satupun diperbolehkan untuk dijual.

Walhasil, emaknya yang harus ngalah. Setiap sudut rumah ada kucing yang berseliweran. Pada kenyataannya terkadang rasa sayang terhadap binatang memang diluar nalar, saat kucing kesayangannya mati, bahkan diiringi tangis tersedu-sedu sampai beberapa hari gak doyan makan. Semua timbul karena rasa sayang yang berlebihan terhadap hewan peliharaannya.

Bahkan belum lama ini viral tentang perkawinan anjing yang dilakukan secara besar-besaran dengan memakan biaya ratusan juta. Mungkin itulah seorang yang terlalu sayang dengan hewan piaraannya, melebihi segalanya.

Berikut contoh perilaku sayang terhadap hewan peliharaan.
Puasa nadzar
Pernah satu dari kucing nakdis hilang, ceritanya kucing betina dikawinkan dengan kucing tetangga yang sama jenisnya. Karena rumah tetangga lumayan jauh, sekitar 1 Km, sehingga ditinggalkan di rumah tersebut, supaya bisa kenal dulu dengan pejantannya.

Namun, karena rumah itu dianggap asing saat dikeluarkan dari kandangnya si meong lari, saat dikejar justru malah semakin kencang larinya hingga tetangga tidak bisa menemukannya. Ahirnya kucingpun meninggalkan rumah tersebut hingga beberapa hari.

Tetangga yang dititii kucingpun sempat panik dan meminta maaf karena kelalaiannya.
Untuk mengurangi rasa bersalahnya diapun berusaha mencari namun tidak kunjung ditemukan. Hingga ahirnya pergi ke orang pintar (Mbah Dukun) untuk membantu menemukan, kira-kira kucing lari ke arah mana. Orang pintarpun menunjukkan jika kucingnya akan kembali lagi, posisinya masih di sekitar rumahnya.

Nakdispun bertambah hawatir karena sudah hari ke empat belum juga ada kabar diketemukannya si meong. Sayapun sempat memposting di beberapa group WA, baik di RT, Jaamah tahli, perangkat desa hingga RT. Setiap sore nakdis mencarinya hingga ke persawahan dekat rumah tetangga.

Saat itulah nakdis bernadzar jika kucingnya ketemu maka dia akan berpuasa selama 3 hari. Pencarianpun tetap diupayakan hingga ahirnya hari ketujuh si meongpun diketemukan Ibu Kepala Dusun.

Alhamdulillah syukur tak terhingga diucapkannya nakdis seraya berteriak ”Mama, Kucingnya ketemu”, sembari sujud syukur dan esuknya melaksanakan nadzar berpuasa 3 hari bertutur-turut. Begitulah sayangnya nakdis dengan hewan peliharaanya.

Merelakan jatah lauknya
Selain itu dia juga rela jatah lauknya untuk diberikan kepada si meong, entah ikan, daging atau apapun jika sedang makan dan si meong mendekat tentu lauknya akan diberikannya pada si meong. Walaupun sebenarnya jatah makan kucing-kucing tersebut sudah ada.

Untuk jatah pakan saja lumayan banyak, selain sereal, susu, vitamin, dan makanan pendamping lainnya, cukup banyak merogoh kocek. Belum lagi kebutuhan mandinya, sabun, shampoo juga alat pengering bulu.
Lagi-lagi kita kalah dengan perasaan senang dan sayang, seberat dan sebesar apapun akan dilaluinya, termasuk harus membersihkan kandang tempat kotorannya tiap hari, membuatkan susu pagi dan sore hari.


Dokumen pribadi

Tidak tidur menunggu kelahiran kucing
Saat kucingnya beranak nakdis rela rok yang dipakainya untuk tempat beranak. Dengan sabar dan telaten dipangkunya kucing yang sedang melahirkan, ditungguinya satu-persatu hingga 5 ekor keluar dari perut induknya. Hingga rela tidak tidur menunggui menyusukan pada induknya.

Membawa mudik bersama
Saat hari raya idul fitri kemarin sayapun terpaksa harus membawa keenam kucing nakdis. Jika tidak diizinkan membawa, maka dia memilih tidak mudik. Padahal saat lebaran, semua oramg menginginkan ketemu saudara, kakek dan nenek yang berada di kampung.

Tidak mau memperpanjang masalah, Ok. Ahirnya kucing-kucing itupun saya bawa mudik. Walaupun di tengah perjalanan harus berhenti mencari tempat yang aman dan nyaman untuk mengistirahatkan mereka sekedar berjalan dan berlari-lari kecil agar tidak stres di dalam mobil.

Bapak ibu, menyayangi binantang dan mahluk ciptaan Tuhan adalah perilaku yang baik. Kita tidak boleh menyakiti dan menganiayanya. Namun begitu sebaiknya kita harus memperlakukannya dengan cara yang wajar sebagaimana hewan yang tidak mungkin sebanding dengan manusia.

Namun kita juga tidak bisa menyalahkan mereka yang terlalu sayang pada bianatang, karena itu berkaitan dengan hati dan perasaan seseorang. Entahlah semua adalah persepektif, bagaimana dengan anda sendiri?
Salam sehat selalu, semoga bermanfaat.
Oleh: Bude Ruri untuk Inspirasianakita.com

Facebook Comments