Agama Buddha berkembang di anak benua India. Seiring waktu, agama ini menyebar ke hampir seluruh Asia.
Apakah Anda tahu ke mana ajaran Buddha menyebar pertama kali di luar India? Setelah “meninggalkan” India, salah satu tempat pertama yang menjadi pusat penganut agama Buddha bukanlah di Cina atau Jepang; melainkan Nusantara atau kini disebut Indonesia.
Akibatnya, Indonesia memiliki beberapa monumen Buddha tertua di Asia. Permata mahkota ini adalah Candi Borobudur yang terletak di Jawa Tengah. Tidak hanya itu, Borobudur juga merupakan warisan arsitektur Buddha terbesar di dunia.
Sejarah Candi Borobudur
Kisah Candi Borobudur dimulai dengan Dinasti Syailendra. Dinasti ini adalah keluarga penguasa yang memusatkan kekuasaan mereka di Jawa Tengah pada abad kedelapan Masehi, dan tumbuh menguasai seluruh Jawa dan sebagian Sumatera.
Beberapa ahli berpendapat bahwa Syailendra datang ke Indonesia dari India, sementara yang lain menganggap mereka asli Nusantara.
Terlepas dari itu, wangsa Syailendra jelas memiliki beberapa koneksi budaya ke India dan merupakan pendukung utama Buddhisme Mahayana, yang secara aktif mereka sebarkan ke seluruh Indonesia.
Pencapaian terbesar Wangsa Syailendra adalah Candi Borobudur, yang dibangun selama kurang lebih 120 tahun dari abad kedelapan hingga kesembilan. Apa yang mereka capai adalah keajaiban teknik untuk saat itu; piramida anak tangga setinggi 95 kaki terbuat dari batu yang bersumber dari batu setempat, tanpa perekat atau mortar.
Selama berabad-abad, Borobudur adalah situs ziarah utama, menarik umat Buddha dari jauh seperti India dan Cina.
Candi Borobudur tampaknya sangat populer, tetapi kemudian ditinggalkan secara misterius pada abad ke-15.
Kita tidak tahu pasti, mengapa Borobudur dibiarkan sehingga menjadi hutan. Kemungkinan besar karena aktivitas vulkanik Gunung Merapi atau mungkin juga karena perubahan politik.
Borobudur sempat hilang selama kira-kira 400 tahun sebelum gubernur kolonial British Java memutuskan untuk menggalinya.
Penggalian membebaskan Borobudur dari hutan tetapi juga membiarkannya terbuka untuk penjarah. Akhirnya, pada tahun 1960-an, kampanye besar-besaran diluncurkan oleh pemerintah Indonesia dan UNESCO untuk menyelamatkan dan merestorasi situs tersebut.
Patung-patung Borobudur berhasil diambil kembali dari koleksi pribadi para kolektor, batu dikembalikan. Candi Borobudur sepotong demi sepotong dibersihkan, dibangun kembali, dan dibuka kembali untuk umum.
Saat ini Candi Borobudur merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO dan contoh arsitektur Indonesia yang menakjubkan, tetapi juga telah mengklaim kembali perannya sebagai situs ziarah Buddhis.
Keistimewaan Candi Borobudur
Apa yang membuat Borobudur begitu istimewa? Kompleks itu sendiri sangat mengesankan dan terkenal terutama untuk sejumlah besar karya seni.
Terdapat lebih dari 500 patung Buddha yang tersebar di seluruh situs, dan dinding piramida ditutupi dengan relief kehidupan dan ajaran Buddha. Padahal, ada sekitar 2.520 meter persegi relief di Borobudur.
Hal ini berarti bahwa jika kita mengambil semua relief ini dari dinding dan meletakkannya, semua relief Borobudur dapat menutupi setengah dari lapangan sepak bola.
Candi Budha yang terkenal ini, berasal dari abad ke-8 dan ke-9, terletak di Jawa Tengah. Itu dibangun dalam tiga tingkatan: dasar piramida dengan lima teras persegi konsentris, batang kerucut dengan tiga platform melingkar dan, bagian paling atas, sebuah stupa monumental.
Candi Borobudur dipugar dengan bantuan UNESCO pada tahun 1970-an.
Candi Borobudur terdiri dari tiga tingkat:
1) kamadhatu di bagian dasar
2) rupadhatu dengan lima teras persegi, dan
3) arupadhatu oleh tiga platform melingkar serta stupa besar.
Seluruh struktur menunjukkan perpaduan unik dari ide-ide sentral pemujaan leluhur, terkait dengan ide gunung bertingkat, dikombinasikan dengan konsep Buddhis untuk mencapai Nirwana.
Candi juga harus dilihat sebagai monumen dinasti yang luar biasa dari Dinasti Syailendra yang memerintah Jawa selama sekitar lima abad hingga abad ke-10.
Kompleks Candi Borobudur terdiri dari tiga candi: yaitu Candi Borobudur dan dua candi yang lebih kecil yang terletak di sebelah timur pada sumbu lurus ke Borobudur.
Kedua candi tersebut adalah Candi Mendut, yang penggambaran Buddhanya diwakili oleh monolit yang ditemani oleh dua Bodhisattva, dan Candi Pawon, sebuah candi yang lebih kecil yang ruang dalamnya tidak mengungkapkan dewa mana yang mungkin menjadi objek pemujaan. Ketiga monumen tersebut merupakan fase-fase dalam pencapaian Nibbana.
Facebook Comments