Roma tak hanya Koloseum dan aneka basilika ternama. Di Kota Abadi ini juga ada sejumlah tempat wisata alam. Misalnya Villa Borghese dan Villa Doria Pamphili. Keduanya adalah vila kuno yang dikelilingi taman luas.
Akan tetapi, ada juga sejumlah taman di sudut-sudut kota Roma. Salah satunya adalah Taman Konfusius, di via Principe Amedeo, di kawasan Esquiline.
Lokasinya sangat mudah dijangkau. Sangat dekat Stasiun Pusat Termini, terminal dan stasiun terbesar di ibu kota Italia.
Nama Taman Konfusius (Giardino Confucio) merujuk pada satu-satunya patung (pahatan batu abu-abu) Konfusius di Roma yang dipasang di ruang publik.
Salah satu keunikan taman ini adalah adanya satu-satunya pohon buah khaki (Diospyros kaki) dari Nagasaki. Pohon buah ini adalah keturunan langsung dari pohon-pohon yang selamat dari radiasi yang disebabkan oleh ledakan nuklir tahun 1945.
Taman Konfusius ini menyajikan pula kedamaian di tengah hiruk-pikuk kota Roma. Menariknya, taman ini berada di antara pusat perbelanjaan dan Universita Roma Tre, salah satu kampus ternama di Roma.
Orang yang berbelanja dan mahasiswa bisa menikmati keindahan taman mungil nan cantik ini. Saya sendiri datang ke taman ini karena kebetulan saja sedang menanti rekan yang berbelanja.
Taman mungil ini menawarkan keelokan bebungaan dan filosofi yang universal. Sebuah asosiasi menanam dua pohon cypress atau cemara yang tinggi menjulang.
Rupanya pohon cemara mediterania adalah simbol hidup abadi setelah kematian. Sifatnya yang tumbuh tinggi menjulang mengarah ke surga.
Dalam kebudayaan Yunani Kuno, pohon cemara dikaitkan dengan Dewa Apollo dan Artemides.
Selain pohon buah khaki dan cemara, ada aneka bunga menawan di Taman Konfusius itu. Beberapa di antaranya adalah lamtana, lili afrika, beeblossom Lindheimer, dan budleja davidii.
Saya terkagum-kagum oleh kecantikan bunga-bunga mungil itu. Jika dipotret dari dekat, tampak sekali betapa indahnya detail ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
Alam semesta Ia atur dengan harmoni tak terperi. Semut, kupu-kupu, serangga, dan puspaneka hidup dalam simbiosis yang erat.
Manusia sebagai puncak ciptaan diberi tanggung jawab untuk merawat alam ciptaan. Mari kita cintai alam seisinya sebagai wujud syukur kita pada Sang Pencipta.
Oleh: Erbe untuk Inspirasianakita.com
Facebook Comments