Mengapa Kaum Muda Italia Senang Menjadi Relawan?

Perjumpaan saya dengan kaum muda Italia menghadirkan kekaguman di dalam hati. Sebagian besar dari mereka sangat senang menjadi relawan.

Orang-orang Italia pada umumnya punya karakter ramah dan suka ngobrol. Apalagi jika sudah mengenal dekat. Termasuk kaum muda Italia yang senang bertukar gagasan tentang budaya.

Kaum muda Italia biasanya punya waktu luang ketika liburan musim panas. Lazimnya sekitar bulan Juli sampai September setiap tahunnya.

Bagi yang tidak punya cukup keberanian untuk pergi ke luar negeri, menjadi relawan lokal adalah pilihan para remaja Italia.

Biasanya di setiap kota diadakan aneka kegiatan yang melibatkan relawan dari kaum muda. Antara lain, menjadi pendamping anak-anak kecil yang liburan di pusat musim panas (centro estivo). Atau, menjadi relawan untuk gerakan cinta alam.

Menurut data dari openpolis.it, kelompok usia antara 18 dan 19 tahun adalah yang paling sering melakukan kegiatan dalam organisasi para sukarelawan.

Lembaga pemerhati lingkungan, hak-hak sipil dan perdamaian mendapatkan banyak sukarelawan dari kalangan kaum muda daripada kelompok umur lainnya.

Saya juga sering mendengar, kaum muda Italia menjadi sukarelawan di negara-negara yang masih jauh dari kemajuan. Antara lain, sejumlah negara di Afrika.


Beberapa ketika tumbuh dewasa akhirnya memilih menjadi pegawai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau lembaga sosial lainnya yang bekerja di Afrika.

Sebagian kaum muda Italia yang jadi relawan di luar negeri ini bahkan menikah dengan pasangan dari negara tersebut dan menetap di sana.

Pertanyaan kita, mengapa kaum muda Italia sangat senang menjadi relawan? Ada sejumlah alasan:

Pertama, pendidikan menekankan solidaritas
Di Italia, pendidikan menekankan solidaritas multikultural. Perlu diingat, cukup banyak keluarga Italia mengadopsi anak dari luar Italia sehingga anak-anak sekolah di Italia juga ada yang keturunan Eropa Timur dan Afrika.

Menurut pengamatan saya, anak-anak sejak awal diajari menghargai perbedaan ras sehingga proses integrasi sosial bagi anak-anak bukan asli Italia dapat berjalan dengan baik.

Kedua, Uni Eropa memberikan fasilitas untuk menjadi relawan
Italia adalah negara yang menggabungkan diri dengan Uni Eropa. Uni Eropa sejak lama memiliki sejumlah program untuk memberi fasilitas bagi kaum muda Eropa yang ingin menjadi relawan di negara-negara lain di Eropa dan di luar Eropa.

Saya sarikan keterangan dari situs resmi serviziovolontarioeuropeo:
Program sukarelawan Eropa ini benar-benar gratis bagi mereka yang berpartisipasi. Komisi Eropa melarang permintaan biaya pendaftaran atau biaya partisipasi dalam bentuk apa pun dari sukarelawan yang berangkat.

Biaya perjalanan pergi dan pulang diganti Uni Eropa (ada plafon tergantung jarak) dan akomodasi serta makan ditanggung oleh Uni Eropa. Selain itu, sukarelawan menerima uang saku bulanan untuk pengeluaran kecil dan berhak atas “liburan” beberapa hari, di samping istirahat mingguan.

Uni Eropa memang sangat maju dalam pembinaan Sumber Daya Manusia, termasuk kaum mudanya. Hal ini bisa menjadi inspirasi juga bagi Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya.

Sejatinya, sangat mungkin membuat program sukarelawan lintas negara ASEAN. Jika pun tidak, di dalam negeri sendiri, kita bisa membuat inisiatif relawan antarpropinsi dan antarkota di Indonesia.

Pemerintah-pemerintah daerah dan aneka LSM dan lembaga sosial bisa menggandeng pihak sekolah dan lembaga keagamaan untuk merancang “pertukaran” relawan antardaerah.

Internal lembaga keagamaan atau sekolah (yayasan) pun bisa merancang program “live-in” dan program sukarelawan antarcabang lembaga atau yayasan.

Menjadi sangat penting bagi kaum muda untuk mengenal daerah dan budaya lain. Jangan sampai kaum muda kita hanya tahu kotanya sendiri, padahal Indonesia sangat luas untuk dijelajahi.

Salam edukasi.
Ruang Berbagi untuk Inspirasianakita.com

Foto-foto dari: volontariatointernazionale.org

Facebook Comments