Bayangkan Anda ingin mengubah cerita yang blah menjadi wow. Misalnya, semenarik pengalaman mengendarai roller coaster.
Maka, yang harus Anda kerjakan adalah memikat pembaca dari awal hingga akhir. Caranya dengan mengajak mereka merasakan keasyikan menaiki roller coaster.
1. Merencanakan Karakter dan Setting
Putuskan apakah cerita ini pengalaman pribadi atau fiksi:
Pengalaman pribadi lebih mudah untuk ditulis. Anda hanya perlu menulis cerita tentang diri sendiri, atau pengalaman orang lain yang benar-benar terjadi.
Cerita fiksi sedikit lebih rumit. Anda harus memikirkan keseluruhan cerita. Namun, hasilnya mungkin jauh lebih memuaskan.
Setelah memutuskan cerita pribadi atau fiksi, maka tentukan:
Dimana mereka? Siapa mereka? Siapa yang ada di sekitar mereka? Berapa banyak karakter yang dilibatkan?
Sekalipun pengalaman pribadi, tidak perlu seluruh cerita diekspos. Hanya bagian yang berhubungan dengan isi utama dari esai ini.
2. Permulaan Masalah
Perlahan, mulailah mendaki ke puncak bukit pertama di lintasan roller coaster.
Bagaimana rasanya? Apakah pendakian terasa bergelombang dan berisik? Ataukah pendakian itu mulus dan senyap?
Apa yang mereka lihat saat mendaki? Sensasi apa saja yang mereka alami?
3. Munculkan Masalah-Masalah Baru
Inilah bagian yang menarik. Anda sudah mendaki puncak bukit pertama. Dan sekarang Anda meluncur cepat ke bawah.
Baru sejenak bernafas, muncul bukit kedua. Masalah ini lebih cepat hadir. Bahkan dia jauh lebih rumit dari persoalan sebelumnya.
Jumlah bukit-bukit ini, tergantung dari seberapa panjang cerita yang Anda buat.
4. Klimaks, Tidak Ada Jalan Keluar
Sekarang Anda berada di puncak bukit tertinggi. Belum ada pemecahan masalah, namun Anda pun tidak bisa melakukan apapun. Pilihan hanya bertahan dan menyelesaikan perjalanan.
Bagian ini harus terjadi pada 75% hingga 80% dari cerita. Jika Anda membuat buku, rencanakan halaman klimaks. Jika Anda membuat cerpen, akali pada jumlah kata ke berapa mulai terjadi klimaks.
5. Resolusi, Pemecahan Masalah, atau Kesimpulan Cerita
Berhentilah tepat di bagian ketika pahlawan akan menyelesaikan masalah pamungkas. Tutup cerita dan katakan, “Tamat.”
Tiga Hal Penting dalam Pembuatan Esai Naratif
a. Esai naratif tidak menampilkan argumen dalam bentuk umum. Penulis menggunakan cerita untuk menjelaskan sudut pandangnya.
b. Esai naratif unik. Strukturnya tetap 3 bagian: pendahuluan, badan cerita, dan kesimpulan. Dimana di pendahuluan perlu ada tesis atau isi utama esai. Selain itu, esai naratif menampilkan karakter, dialog, klimaks, dan penyelesaian masalah.
c. Menyuguhkan artikel yang punya gaya khas. Esai-esai lain mengharuskan penulis menjaga formalitas. Dalam esai naratif, penulis bebas berkreatifitas.
Suzanne
Writing isn’t a one and done lesson. Writing is an ability that grows with practice, just like any other skill.
Ditulis oleh seorang kontributor Inspirasiana.
Facebook Comments