Suatu waktu ada seorang pengembara menemukan telur burung rajawali di tengah hutan dan dibawanya pulang untuk dititip dierami oleh ayamnya. Akhirnya, telur-telur tersebut menetas, termasuk telur rajawali. Sang rajawali pun tumbuh bagaikan seekor ayam, mengais tanah, berkotek, dan makan cacing. Sesekali dia melihat seekor rajawali dewasa yang terbang di angkasa begitu gagahnya. “Andai saja aku bisa seperti dia di angkasa“, renung si rajawali.
Bisa jadi kitalah rajawali kecil tersebut. Maukah kita menjadi gagah sebagaimana rajawali di angkasa atau cukup menjadi ayam saja?
Sebagian manusia mengeluh dan merasa bahwa tidak pernah memiliki kesempatan untuk sukses. Mereka menyalahkan nasib, padahal si nasib saja belum tentu kenal mereka. Parahnya, mereka juga menyalahkan Tuhan karena menciptakan mereka sebagai orang gagal.
“Siapa menabur maka akan menuai”. Ada saatnya menabur dan ada kesempatan juga untuk menuai. Sesuai kisah seorang petani sawit yang sukses di seberang sana. Selalu ada kesempatan untuk meraih prestasi jika memang mau berjuang dan berkorban. “Tidak ada sukses tanpa pengorbanan”, “jer basuki mawa beya”. Terkadang manusia hanya mau suksesnya saja tanpa mau berkorban.
Bagaimana mau menuai kalau tidak pernah menabur benih. Semakin besar prestasi yang ingin kita raih, semakin besar juga pengorbanan yang harus kita berikan.
Seperti pesan dari lagu Laskar Pelangi yang dibawakan oleh band Nidji:
“Mimpi adalah kunci
untuk kita menaklukan dunia
Berlarilah tanpa lelah
sampai engkau meraihnya”
Atau dari lagu almarhum Glenn Fredly pada lirik berikut:
“Hari ini adalah lembaran baru bagiku”
serta
“Dan bila aku berdiri tegar sampai hari ini,
bukan karenaku atau hebatku”
Semua karena cinta para sahabat semua.
Tuguboto 02.06.2017
Ditulis oleh V. Untoro Kurniawan untuk Inspirasiana
Facebook Comments